KONSEP DASAR
PEMBELAJARAN
(PERSIAPAN,
PENYAMPAIAN, LATIHAN, DAN
PENAMPILAN HASIL)
Makalah ini di buat
untuk memenuhi tugas Strategi Pembelajaran
Yang di bina oleh :
Bpk.Wanda
Ramansyah, S.Pd., M.Pd
Kelompok : II
Nama Anggota :
Lutvi
Anggraini (120611100004)
Mufattohatun
Nikmah (120611100040)
Vera Novianti (120611100044)
Program Studi PGSD
Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Budaya
September 2012
KATA
PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karenatanpa berkat dan
rahmat-Nya, mungkin kami tidak akan mampumenyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Terlantun sholawat dan salam untuk imam besar kita semua Nabi
Muhammad SAW. Rasa terimakasih juga banyak terucap kepada Bpk.Wanda
Ramansyah,S.Pd,. M.Pd, selaku dosen
matakuliah Strategi Pembelajaran. Tak lupa juga ucapan terima kasih kami berikan
kepada teman-teman yang selama ini saling membantu dan mendukung dalam
pengerjaan makalah ini.
Adapun
makalah yang berjudul Konsep Dasar Pembelalajaran (persiapan, penyampaian,
latihan, dan penampilan hasil) ini berisi uraian-uraian mengenai , konsep
dasar pembelajaran, perkembangan konsep dasar pembelajaran, dan unsur-unsur pembelajaran. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi isi maupun redaksinya. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar dapat menyusun makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Atas semua kesalahannya kami ucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya.Semoga
makalah ini dapat berguna baik bagi kami sebagai penulis maupun bagi pembaca.
Bangkalan,17
September 2012
Tim
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Rumusan Masalah
2
1.3 Tujuan Rumusan Masalah
3
BAB II PEMBAHASAN
4
2.1 Konsep Dasar
Pembelajaran
4
2.2 Perkembangan
Konsep Dasar Pendidikan
6
2.3 Unsur dalam
Pembelajaran
7
2.3.1 Preparation
(Persiapan)
7
2.3.2
Presentation
(Penyampaian)
9
2.3.3
Practice
(Pelatihan)
10
2.3.4
Performance
(Penampilan Hasil)
11
BAB III PENUTUP
13
3.1 Kesimpulan
13
3.1 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar bukan hanya menghafal dan
bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar
dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuanya, sikap
atau tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapanya, kemampuannya, daya reaksinya
dan daya penerimaanya. Jadi belajar adalah
suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada.
Belajar merupakan suatu proses yang terjadi terus menerus
dan merupakan suatu unsur yang sangat mendasar untuk setiap jenis maupun
jenjang pendidikan. Dengan demikian tujuan pendidikan akan mengalami suatu
keberhasilan atau kegagalan bergantung dari peserta didik dalam melaksanakan
proses pembelajaran, baik dalam lingkungan perkuliahan, keluarga, ataupun
masyarakat. Proses pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.
Untuk
mencapai kelancaran dalam proses pembelajaran, perlu untuk mengetahui
unsur-unsur pembelajaran. Dalam makalah ini kami akan memaparkan tentang tahap-tahap
pembelajaran yakni, preparation (persiapan), presentation (penyampaian),
practice (pelatihan), dan performance (penampilan hasil).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka masalah yang di ajukan oleh penulis adalah
·
Jelaskan konsep dasar pembelajaran !
·
Bagaimana perkembangan konsep dasar
pembelajaran !
·
Jelaskan tahap-tahap pembelajaran!
yang meliputi :
-
Bagaimana persiapan dalam pembelajaran !
-
Bagaimana penyampaian dalam pembelajaran
!
-
Bagaimana latihan dalam pembelajaran !
-
Bagaimana penampilan hasil dalam
pembelajaran !
1.3 Tujuan Rumusan Masalah
Penulisan
rumusan masalah ini bertujuan untuk :
·
Memahami konsep dasar pembelajaran.
·
Mengetahui bagaimana perkembangan konsep
dasar pembelajaran.
·
Mampu menjelaskan tahap-tahap
pembelajaran,
yang meliputi :
-persiapan dalam
pembelajaran.
- penyampaian dalam
pembelajaran.
- pelatihan dalam
pembelajaran.
- penampilan hasil
dalam pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Pembelajaran
Dalam memaknai konsep
maka akan berhubungan dengan teori, sedangkan teori akan di pandang menjadi
sesuatu hal yang di anggap ilmiah. Jika teori berhubungan dengan konsep maka
dalam uraian tentang konsep dasar pembelajaran akan tertuju pada landasan ilmiah
pembelajaran. Konsep tersebut dapat dipandang pula sebagai suatu sistem. Sehingga dalam sistem belajar ini terdapat
komponen-komponen siswa atau peserta didik, tujuan,
materi untuk mencapai tujuan, dimana fasilitas dan prosedur serta alat
atau media yang harus telah dipersiapkan.
Pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik, yang
artinya terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Pada uraian
ini akan di bahas tentang pembekalan tehadap pemahaman tentang pembelajaran.
Diantaranya juga akan berhubungan dengan landasn-landasan filsafat, psikologis,
sosiologis, dan komunikasi, yang sering kali di temukan dalam sebuah pembelajaran.
2.1.1 Landasan Konsep Pembelajaran
a. Filsafat
Proses belajar pada dasarnya melibatkan
upaya yang hakiki dalam bentuk dan menyempurnakan kepribadian manusia dengan
berbagai tuntutan dalam kehidupannya. Secara filosofis belajar berarti mengingatkan kembali pada manusia mengenai
makna hidup yang bisa dilalui melalui proses meniru, memahami, mengamati,
marasakan, mengkaji, melakukan, dan meyakini akan segala sesuatu kebenaran
sehingga semuanya memberikan kemudahan dalam mencapai segala yang
dicita-citakan manusia. Harapan para filosofis bahwa dengan belajar maka segala
kebenaran di alam semesta ini bisa dinikmati
oleh manusia yang pada akhirnya akan menyadari bahwa alam semesta ini
ada yang menciptakan. Karena dengan kita mempelajari tentang segala sesuatu,
dan sebaliknya dengan aktivitas belajar maka pemikiran-pemikiran tentang
belajar akan terus berkembang.
b. Psikologis
Perilaku manusia bisa berubah karena
belajar, akan tetapi apakah manusia itu memahami perilakunya sendiri, atau
menyadari dia harus berperilaku seperti apa jika dihadapkan dalam situasi dan
kondisi yang berbeda. Maka perilaku yang masih dicari inilah dapat dikaitkan
dengan kajian dari ilmu psikologi. Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari
gejala kejiwaan yang akhirnya mempelajari produk dari gejala kejiwaaan ini
dalam bentuk perilaku-perilaku yang nampak dan sangat dibutuhkan dalam proses
belajar.
c. Sosiologis
Manusia adalah mahluk
individu dan sosial, maka melalui belajar individu bisa mempelajari lawan
bersosialisasi, teman hidup bersama dan akhirnya melalui belajar manusia mampu
membangun masayarakat sampai dengan negara dan bangsa. Landasan sosiologis ini
sangat penting dalam mengiringi perkembangan inovasi pembelajaran yang banyak
terimbas oleh perubahan zaman yang semakin hedonistik. Maka pemahaman akan
belajar yang di tinjau dari aspek sosiologis inilah yang sangat di butuhkan
dewasa ini.
d. Komunikasi
Pendidikan dan
komunikasi ibarat setali tiga uang, yang satu memberikan pemaknaan terhadap
yang lainnya. Dalam prakteknya proses belajar atau pembelajaran akan
menghasilkan suatu kondisi di mana individu dalam hal ini siswa dan guru, siswa
dengan siswa atau interaksi yang kompleks sekalipun pastiakan ditemukan suatu
proses komunikasi.
2.2 Perkembangan Konsep Dasar
Pembelajaran
Pembelajaran merupakan akumulasi dari
konsep mengajar dan konsep belajar. Penekanannya terletak pada perpaduan
keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subyek didik. Kenyataannya dalam
proses pembelajaran terjadi pengorganisasian, pengolahan, dan transformasi
informasi oleh dan dari pengajar kepada peserta didik.
Keterampilan mengorganisasi informasi
ini merupakan dasar kelancaran proses pembelajaran. Aqnew dkk (1996:17)
mengungkapkan bahwa belajar adalah
kemampuan untuk mampu mengorganisasi informasi merupakan hal mendasar bagi
seorang peserta didik. Meier (2002:103) mengungkapkan bahwa semua pembelajaran
manusia pada hakekatnya mempunyai empat tahap, yakni preparation (persiapan),
presentationm(penyampaian), practice (pelatiahn), dan performance (penampilah
hasil)
2.3 Tahap-tahap Pembelajarn Manusia
2.3.1 Preparation
(persiapan)
Tahap persiapan berkaitan dengan
mempersiapkan peserta didik untuk belajar. Tanpa itu, pembelajaran akan lambat dan
bahkan dapat berhenti sama sekali. Namun karena terlalu semangat untuk
mendapatkan materi, tahap ini sering diabaikan, sehingga mengganggu pembelajaran
yang baik. Yang dimaksud persipan pembelajarn adalah ketika kita telah mempersiapkan
dengan matang sesuai dengan karakteristik kebutuhan, materi, metode,
pendekatan, lingkungan serta kemampuan guru, maka hasilnya akan lebih optimal.
Tahap ini penting mengingat bahwa mendekati situasi belajar, biasanya peserta
belajar seperti tidak merasakan adanya manfaat, ada rasa takut gagal, rasa benci
pada topik pelajaran, keterpaksaan hadir, merasa sudah tahu, dan merasa bosan.
Semua rintangan ini dan yang lainnya dapat menyebabkan stress, beban otak dan
kemerosotan dalam kemampuan belajar.
Berdasarkan hal diatas, maka tujuan
persiapan adalah untuk menimbulkan minat peserta belajar, memberi mereka perasaan
positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang dan menempatkan dalam
situasi optimal untuk belajar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan
sugesti positif, memberikan tujuan yang jelas dan bermakna. Tahap ini
membangkitkan rasa ingin tahu pesrta didik, menciptakan lingkumgan fisik,
emosional sosial yang positif. Karena banyak orang mempunyai perasaan negatif
tentang belajar. Kenangan tak sadar mereka mengaitkan belajar dengan rasa
sakit, tehina, terkurung dan sebagainya. Jika mereka tidak menggangtikan
sugesti negatif ini dengan yang positif, maka pembelajaran mereka akan
terhalang. Hal ini di karenakan gambaran negatif semacam itu cenderung mewarnai
pengalaman dengan asumsi.
Asumsi negatif cenderung menciptakan
negatif dan asumsi positif cenderung menciptakan pengalaman positif. Dalam
kejadian apapun, jika sudah menetapkan hati untuk mancapai hasil positif,
kemungkinan besar hasil positif yang akan di capai. Ketika asumsi negatif sudah
di gantikan dengan yang positif, maka rasa gembira dan lega dapat mempercepat
pembelajaran mereka (Merton, 1986:235).
Pembelajaran memerlukan gambaran yang
jelas tentang tujuan suatu pelajaran dan apa yang akan mereka lakukan sebagai
hasinya Hal ini dapat di jelaskan dengan kata, gambar, contoh, demo atau apa
saja yang dapat membuat tujuan itu tampak nyata dan konkrit bagi peserta
bealajar.
Ada garis lurus antara tujuan dan
manfaat, tujuan cenderung di kaitkan dengan apa, sedangkan manfaat dikaitkan
dengan mengapa. Peserta belajar dapat belajar paling baik jika mereka tahu
mengapa mereka belajar dan dapat menghargai bahwa pembelajaran bahwa
pembelajaran memiliki nilai bagi diri mereka sendiri. Oleh karena itu , penting
sekali untuk sejak awal menegaskan manfaat belajar sesuatu agar pesrta didik bisa merasa terkait dengan
topik pelajaran secara positif.
Untuk membantu mempersiapkan orang
mendapatkan pengalaman belajar yang optimal, di perlukan lingkungan kerja sama
sejak awal. Kerjasama membantu peserta belajar mengurangi stress dan lebih
banyak memanfaatkan energinya untuk belajar. Kerjasama antar peserta didik
menciptakan sinergi manusiawi yang memungkinkan berbagai wawasan, gagagsan, dan
informasi mengalir bebas. Kita ketahui dunia kanak-kanak di tandai dengan
keteerbukaan, kebebasan, kegembiraandan rasa ingin tahu yang sangat besar. Jika
rasa ingin tahu ini berkembang, maka ini akan membuat individu kembali hidup
dan membuat mereka siap melebihi diri mereka sebelumnya dan inilah inti
pembelajaran yang baik. Selanjutnya, mereka dapat mencari jalan baru, membuat
temuan baru, mempelajari keterampilan baru, dan kembali menjadi manusia yang
tumbuh dan berkembang normal.
2.3.2 Presentation
(penyampaian)
Tahap penyampaian dalam siklus
pembelajaran dimaksudkan untuk memepertemukan peserta belajar dengan materi
belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Presentasi berarti
pertemuan,dimana fasilitator dapat memimpin, tetapi peserta belajar yang
menjalani pertemuan itu. Pembelajaran berasal dari keterlibatan aktif dan penuh
dengan pelajaran, dan bukan dari mendengarkan presentasi guru atau dosen saja.
Belajar adalah menciptakan pengetahuan, bukan menelan informasi, maka
presentasi dilakukan semata-mata untuk mengawal proses belajar dan bukan untuk
dijadikan fokus utama.
Tahap penyampaian dalam belajar bukan
hanya sesuatu yang dilakukan fasilitator, melainkan sesuatu secara aktif
melibatkan peserta belajar dalam menciptakan pengetahuan di setiap langkahnya.
Sedangkan tujuan tahap penyampaian adalah membantu peserta belajar menemukan
materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, relevan, menyenangkan,
melibatkan panca indra dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal ini dapat
dilkukan melalui uji coba kolaboratif dan berbagi pengetahuan, pengamatan
fenomena dunia nyata, pelibatan seluruh otak dan tubuh peserta belajar. Presentase
fasilitator berhasil jika dapat menimbulkan minat, menggugah rasa ingin tahu,
dan memicu pembelajaran.
2.2.3 Practice
(pelatihan)
Tahap latihan ini dalam siklus
pembelajaran berpengaruh terhadap 70%atau lebih pengalaman belajar keseluruhan.
Dalam tahap inilah pembelajaran yang sebenarnya berlangsung. Bagaimanapun, apa
yang dipikirkan dan dikatakan serta dilakukan pembelajaran yang menciptakan pembelajaran
dan bukan apa yang dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan,truktur atau pendidik.
Peranan instruktur atau pendidik hanyalah memprakarsai proses belajar dan
menciptakan suasana mendukung kelancaran pelatihan.
Peranan instruktur adalah mengajak
peserta belajar yang baru dengan cara yang dapat membantu mereka memadukan kedalam
struktur pengetahuan makna dan keterampilan internal yang tertanam di dalam
dirinya. Membangun struktur makna yang baru dari pengalaman dapat mengambil
dari berbagai bentuk dan pengalaman belajar sebelumnya. Yang terbaik adalah
jika hal ini melibatkan seluruh aspek sistem tubuh atau pikiran.
Tujuan tahap pelatihan adalah membantu
peserta belajar mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilanbaru
dengan berbagaicara.
2.2.4 Performance
(penampilan hasil)
Belajar adalah proses mengubah
pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman
menjadi kearifan dan kearifan menjadi tindakan. Nilai setiap programbelajar
terungkap hanya dalam tahap ini. Namun banyak yang mengabaikan tahap ini.
Padahal ini sangat penting disadari bahwa tahap ini merupakan satu kesatuan
dengan keseluruhan proses belajar. Tujuan tahap penampilan hasil ini adalah
untuk memastikan bahwa pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan.
Setelah kita mengalami tiga tahap pertama dalam siklus pembelajaran, kita perlu
memastikan bahwa orang melaksanakan pengetahuan dan keterampilan baru mereka
pada pekerjaan mereka, nillai-nilai nyata bagi diri mereka sendiri, organisasi
dan klien organisasi.
Tujuan tahap penampilan hasil adalah
membantu peserta belajar menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan
baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan
hasil akan terus meningkat seperti ; penerapan di dunia maya dalam tempo
segera, penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi, dan aktivitas penguatan
penerapan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, kami dapat
mengambil beberapa kesimpulan yakni :
1) Konsep
dasar pembelajaran berhubungan dengan landasn-landasan filsafat, psikologis,
sosiologis, dan komunikasi.
2) Pembelajaran
merupakan akumulasi dari konsep mengajar dan konsep belajar. Penekanannya
terletak pada perpaduan keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subyek
didik.
3) Tahap
persiapan adalah suatu tahapan yang bertujuan untuk menimbulkan minat peserta
belajar, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan
datang dan menempatkan dalam situasi optimal untuk belajar.
4) Tahap
penyampaian adalah suatu tahapan untuk membantu peserta belajar menemukan
materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, relevan, menyenangkan,
melibatkan panca indra dan cocok untuk semua gaya belajar.
5) Tahap
pelatihan adalah tahapan untuk membantu
peserta belajar mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru
dengan berbagaicara.
6) Tahap
penampilan hasil adalah tahapan untuk
membantu peserta belajar menerapkan dan memperluas pengetahuan atau
keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan
penampilan hasil akan terus meningkat.
3.2 Saran
Dari pembahasan di atas, kami sebagai
penulis menyarankan :
Kepada
para pengajar.
Diharapkan untuk tidak
menyepelekan adanya proses pembelajaran, terlebih pada tahap-tahap
pembelajaran. Baik persiapan,penyamapaian, latihan, serta penampilan hasil.
Karena jika salah satu terlewatkan maka proses pmbelajaran yang di harapkan akan
kurang optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
=Di akses hari Selasa
pada tanggal 18 September 2012=